VemmeDaily.com, Jakarta – Tanah Indonesia adalah berkah dari Sang Pencipta. Berbagai tanaman tumbuh subur di atasnya dan bisa dimanfaatkan untuk kehidupan seluruh masyarakat Indonesia. Bayangkan betapa melimpahnya hasil bumi yang bisa kita nikmati, mulai dari beras, gula, rempah-rempah, kopi hingga madu. Semua itu tentu tak lepas dari peran petani yang mengolah hasil bumi dengan baik. Petani ibarat penjaga ketahanan pangan kita, sehingga kita bisa mengonsumsi yang sehat dan berkualitas.
Petani memiliki peran penting dalam menjaga ketahanan pangan nusantara, sehingga pada tahun 24 September 1960 ditetapkanlah Hari Tani Nasional, yang kemudian diperingati setiap tahunnya. Mulai dari menanam bibit, merawat tanaman, hingga memanen bukanlah sebuah tugas yang ringan. Jerih payah petani Indonesia dalam menghasilkan hasil bumi yang berkualitas untuk segenap masyarakat Indonesia menjadi latar belakang munculnya sebuah UMKM asal Jogja, Dari Bumi.
Dari Bumi lahir untuk menjadi jembatan antara hasil tani yang terkurasi, petani sebagai pelaku industri dan masyarakat Indonesia. Dari Bumi menghadirkan hasil tani yang terkurasi dari petani-petani di pelosok Indonesia, mulai dari beras pandan, beras merah, madu kelengkeng, madu akasia, daun kelor, bunga telang, rosella ungu hingga kopi temanggung yang termashyur.
Dari Bumi pun bekerja sama dengan petani dari berbagai daerah seperti Sumenep, Sine, Pohkumbang, Tugu Papak hingga Lebak. Tentunya, mengadopsi 3 semangat kebaikan, seperti memilih hasil bumi terbaik (kurasi hasil bumi), menjaganya dengan baik (proses penyimpanan), serta mengantarkannya dengan cara yang baik (pengemasan hingga pengiriman ke tangan konsumen).
Bertepatan dengan Hari Tani Nasional, Dari Bumi resmi launching untuk menghadirkan buah cinta petani Indonesia ke masyarakat. Launching kali ini diwarnai dengan perilisan sebuah video di YouTube Dari Bumi yang berjudul “Terima Kasih Petani Indonesia”.
Video yang berdurasi sekitar 2 menit tersebut menceritakan tentang Pak Rohman, seorang petani di Sine, Kaki Gunung Lawu. Ia adalah seorang petani milenial yang memutuskan untuk pulang dari ibukota ke desanya dan bertani. Bunga telang, rosella ungu dan daun kelor adalah hasil bumi yang diolah oleh Pak Rohman.
Di video ini, Dari Bumi hendak mengajak kita semua untuk mengapresiasi kekayaan hasil bumi Indonesia, mempopulerkannya ke circle terdekat, menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian bentuk apresiasi kita terhadap para petani terasa nyata dan penting dalam ekosistem ketahanan pangan kita.
Dari Bumi adalah sebuah niat baik. Agung Prasetyo, inisiator Dari Bumi, bercerita bahwa Dari Bumi diawali dari perjalanan tim ke Temanggung dan mencoba rangkaian kopi dari kebun-kebun yang ada di sana. Setelah mencoba kopi-kopi tersebut, Agung merasakan betapa besarnya sebuah potensi sebuah hasil tani. Dengan mengobservasi proses dari hulu ke hilir, Agung akhirnya berpikir untuk mengkurasi hasil tani yang lebih banyak lagi.
“Sayang sekali jika potensi sebuah produk, hanya berhenti di kalangan tertentu. Produk yang baik, seharusnya jadi milik semua orang. Kami juga ingin memaksimalkan potensi team internal serta network yang kami miliki, untuk menyebarkan potensi hasil bumi ini ke arah makanan dan minuman yang eksperimental.”. Ke depan, Dari Bumi harapannya menjadi rujukan masyarakat atas produk-produk hasil tani yang terkurasi atau bahkan menjadi gerakan-gerakan inisiatif yang mendukung petani Indonesia untuk lebih berdaya, lebih sejahtera. “Kelak hasil-hasil tani yang beragam harus mudah di temui di manapun, jadi gaya hidup dalam bentuk-bentuk yang unik”, katanya menambahkan
Dari Bumi ingin menjadi bagian yang berkontribusi pada ekosistem industri tani dan mendukung program ketahanan pangan yang populer serta kesehatan masyarakat Indonesia. Info selengkapnya tentang Dari Bumi bisa dilihat di Instagram @daribumiofficial (Instagram.com/daribumiofficial) atau marketplace Dari Bumi Official di Shopee, Tokopedia dan Tokotalk www.daribumi.id.