VemmeDaily.com, Jakarta – Bulan Ramadan merupakan bulan suci penuh hikmah, yang mana selama satu bulan umat muslim menjalani ibadah puasa. Namun demikian, di bulan Ramadan ini aktivitas tetap dilakukan, meski sebaiknya disesuaikan dengan kondisi.
Termasuk bagi para traveller yang harus memiliki strategi khusus agar kegiatan traveling mereka tidak menguras energi dan tenaga, sehingga ibadah tetap perjalan lancar.
Memilih waktu terbaik adalah kunci untuk melakukan travelling selama Ramadan. Hal ini akan membantu traveller menikmati momen puasa yang berbeda dan lebih berkesan dalam setiap perjalanan yang dilakukan.
Seperti halnya yang dilakukan Laely Indah Lestari, seorang culture traveller, writer dan photographer. Menurutnya, bulan puasa tidak menghalangi berbagai kegiatan yang dilakukan.
Wisata Religi
Founder Laely Passions mengungkapkan Ramadan dijadikan momentum untuk tetap beraktivitas dan disesuaikan dengan situasi yang ada. Untuk mengisi kegiatan Ramadan sesuai passion, ia pun melakukan wisata religi mengunjungi masjid di beberapa daerah.
Bagi perempuan yang menulis buku Baby & Kids Photography, Still Life Photography dan Buku Saku Photography ini memilih destinasi yang tepat selama bulan Ramadan ini sangat perlu. Dengan demikian, kegiatan traveling tidak menghalangi kekhusuan saat beribadah puasa.
“Selain mencari suasana nyaman, mengunjungi masjid merupakan pilihan yang tepat karena mempunyai manfaat tersendiri untuk mengetahui lebih jauh tentang sejarah penyebaran islam di Indonesia,” ungkap Laely.
Di Ramadan tahun ini, Laely berwisata religi dengan mengunjungi Masjid Syekh Abdul Manan di Indramayu, Jawa Barat. Nama masjid ini diambil dari seorang tokoh yang berpengaruh menyiarkan dakwah Islam di era kolonialisme Belanda, yakni Syekh Abdul Manan.
Nama Syekh Abdul Manan memiliki kenangan manis bagi masyarakat Indramayu. Dan atas jasanya menyebarkan agama islam di kota ini maka Syekh Abdul Manan dijadikan nama dari masjid megah ini.
Laely mengatakan hal yang bisa dilakukan di masjid ini selain beribadah adalah dengan merasakan keberadaan suasananya yang khas dan kearifan lokal masyarakat setempat.
Selain itu, menikmati arsitektur dengan mengelilingi masjid sambil menunggu waktu magrib tiba. Laely mengeksplor setiap sudut masjid yang sangat artistik dengan ornamen khas Timur Tengah yang menarik.
Wastra Nusantara
Dalam setiap melakukan perjalanan wisata religi, Laely tak sekadar jalan-jalan sambil menunggu adzan magrib. Ia mengenakan Wastra Nusantara yang merupakan agenda wajib dalam setiap perjalanannya, sebagai wujud kecintaan terhadap Indonesia.
Dalam perjalanan wisata religi di Ramadan kali ini, Laely memilih Wastra Nusantara dengan unsur Batik Tulis. Batik Tulis merupakan Wastra Nusantara yang menjadi salah satu favoritnya.
Laely mengenakan Batik Tulis hasil karya desainer lokal, sebagai bentuk kecintaannya terhadap produk dalam negeri.
Adapun busana muslim yang menjadi favorit Laely adalah modifikasi Batik Tulis dalam balutan dress yang elegan.
Dress hijab Batik Tulis yang dikenakan Laely menggunakan pewarna alam, dengan modifikasi duchess dan lace dengan detail Swarovski. Dress Batik Tulis berwarna biru navy ini memberikan kesan elegan saat dikenakan.
Batik Tulis adalah Wastra Nusantara, kain tradisional yang menjadi salah satu warisan budaya Indonesia. Batik Tulis merupakan selembar kain yang dibuat secara khusus dengan menggoreskan malam (pemalaman) sehingga menghasilkan corak yang indah.
“Kain batik tulis merupakan kreasi kerajinan yang mempunyai nilai seni tinggi dan menjadi bagian dari budaya Indonesia, dengan menggunakannya merupakan wujud cinta saya terhadap Indonesia,” kata Laely.
Dalam proses pembuatan Batik Tulis membutuhkan ketelitian. Saat ini kehadiran Batik sudah sangat beragam dan disesuaikan dengan tren mode terbaru.