VemmeDaily.com, Jakarta – Tak dipungkiri, dunia teknologi masih didominasi oleh kaum pria. Berdasarkan penelitian Badan Pusat Statistik (2017), persentase tenaga kerja perempuan di bidang Sains, Teknologi, Teknik dan Matematika (STEM) hanya mencapai sekitar 30%. Terlebih lagi, dalam beberapa tahun terakhir, ada dorongan lebih banyak perempuan untuk memasuki bidang STEM dan ikut serta berpartisipasi dengan industri teknologi.
“Saya dan rekan saya, Anantya Van Bronkhorst, ingin membangun network bagi para wanita sehingga lebih banyak wanita dapat berbicara tentang teknologi. Kami mendirikan Girls In Tech Indonesia pada tahun 2011 dengan slogan: “Inspiring the geek in every girl” – Kami ingin para wanita terinspirasi untuk memanfaatkan teknologi dengan baik untuk memecahkan masalah atau bahkan memulai start up,” ungkap Aulia Halimatussadiah menjelaskan latar belakang berdirinya organisasi nirlaba tersebut.
Untuk mendorong partisipasi perempuan dalam bidang teknologi, Girls In Tech Indonesia dan Education New Zealand membuka tahun dengan kegiatan beasiswa yang baru pertama kalinya diadakan bernama Girls In Tech Scholarship. Beasiswa ini didanai penuh oleh Education New Zealand dan mitranya, Hacktiv8, sebuah penyelenggara pelatihan coding di Indonesia.
Program beasiswa ini merupakan tindak lanjut dari inisiatif Education New Zealand dan Girls In Tech Indonesia yang sebelumnya: Arisan Digital 2020, serangkaian lokakarya yang diberikan kepada anggota Girls In Tech Indonesia dan masyarakat umum sepanjang tahun lalu.
Lokakarya tersebut menampilkan akademisi top asal New Zealand dan mencakup berbagai topik, antara lain: Cybersecurity, Artificial Intelligence, Augmented reality, Big Data dan banyak lagi. Sebanyak 1.141 wanita di 20 kota di Indonesia berpartisipasi dalam sesi hybrid (offline dan online) lalu secara virtual. Penerima Beasiswa Perdana Girls In Tech 2020 adalah Bela Devianti Retnoningsih, Atika Dwi Hanun Amalia, Linda Oktavianty, Larasati Nugroho, Putu Sanisa Pascaline, Astuti Pangestu, Nurulita Aida Rahmasari, Graciella Valeska Liander, Andi Shahifah Motahharah, Joyceline Susanto, Elvira Siahaan, Shafa Salsabila Kurniawan, Anastasia Novia Windrawati, Fitri Sinta Ari Devi, Karenza Balqis, Riza Tri Wulaningrum, Clarissa Tanuhardja dan Angela Mulia.
“Selamat kepada rekan-rekan Girls In Tech yang terpilih untuk menerima program beasiswa kami. Di awal tahun 2021, merupakan momen yang tepat untuk membuka kesempatan bagi wanita Indonesia untuk menimba ilmu dan pengalaman di 3 (tiga) kelas yang berbeda, yaitu pengenalan Python, Front-End Web Development, dan pengenalan pemrograman.
Program beasiswa ini merupakan program yang pertama kalinya diadakan, hasil kerja sama kami dengan Education New Zealand dan Hacktiv8. Di era baru yang sedang berkembang ini, kami berharap dapat melihat semakin banyak wanita yang berpartisipasi, memiliki lebih banyak kesempatan dan menjadi ahli di bidang teknologi, serta memberikan dampak bagi kemajuan Indonesia,” kata Nafinia Putra, Co-Managing Director Girls In Tech Indonesia.
Education New Zealand (ENZ) adalah Lembaga pemerintah yang bertujuan untuk mempromosikan New Zealand sebagai tujuan studi. Lembaga ini juga mendukung pengiriman jasa dan produk Pendidikan New Zealand ke seluruh dunia, bekerja dengan berbagai industri, organisasi, dan perusahaan Pendidikan yang mencakup 6 (enam) sektor, seperti sekolah, Lembaga Pelatihan Swasta (PTEs), Institut Teknologi dan Politeknik (ITP), Universitas, dan layanan Pendidikan lainnya.
Selain itu, teknologi adalah sektor dengan pertumbuhan tercepat dan industri dengan penghasilan perkapita tertinggi di New Zealand. Pada tahun 208, sektor teknologi New Zealand bernilai $11 M, dengan mayoritas ($8 M) berasal dari bisnis ekspor teknologi. Secara khusus, agritech dan blockchain adalah dua hal yang menjadikan New Zealand sebagai pusat inovasi global.
“Kami percaya program beasiswa ini sangat berarti karena melalui prakarsa kemitraan kami dengan Girls In Tech Indonesia, kami telah melihat secara langsung potensi besar wanita n Indonesia di sektor ini. Antusiasme dan minat terhadap teknologi juga ditunjukan oleh banyaknya pendaftaran yang masuk ke dalam program beasiswa. Tentunya, kami berharap dapat melanjutkan kemitraan jangka panjang untuk mendukung kemajuan teknologi di Indonesia, “ kata Ben Burrowes, Direktur Regional Education New Zealand untuk Asia.
Bermitra dengan Education New Zealand, Hacktiv8 menyelenggarakan program pembelajaran pemula bagi mereka yang ingin menjadi Full Stack Developer. Hacktiv8 mengembangkan program yang diperbarui secara signifikan dengan perkembangan industri saat ini.
Mereka bermitra dengan lebih dari 250 perusahaan yang siap merekrut lulusan Hacktiv8 setiap bulan. Program-program tersebut mempersiapkan setiap siswanya agar memiliki ‘Growth Mindset’ yang akan berguna untuk perkembangan karir di masa depan. Semua siswa dilatih oleh instruktur yang sangat berpengalaman di bidangnya.
‘’Sebagai mitra beasiswa ini, kami melihat banyak potensi di dalamnya untuk berperan dalam memajukan dunia teknologi di Indonesia. Dengan memberikan para perempuan akses untuk belajar, kami berharap para peserta dapat mengembangkan keterampilan yang diperlukan untuk bekerja dan berkontribusi dimanapun mereka berada,” kata Juventia Vicky, Presiden Hacktiv8 Indonesia.