VemmeDaily.com, Jakarta – Film Joker masih kokoh menduduki puncak box office dua pekan setelah penayangan perdananya. Penghasilan film itu mencapai 60 juta dolar Amerika dan jauh dari ekspektasi awal. Menurut laporan The Hollywood Reporter, Minggu (13/10/2019), film yang dibintangi oleh Joaquin Phoenix ini meraup 17 juta dolar pada hari Jumat (11/10/2019) dengan total pendapatan domestik menjadi 154,7 juta dolar.
Namun di balik kesuksesannya film yang masuk rating R atau Restricted (terbatas – red) ini ternyata memiliki dampak psikologis jika ditonton anak-anak di bawah usia 17 tahun. Apa saja dampaknya?
Trauma tidak langsung. Anak mungkin saja belum siap untuk melihat adegan-adegan mengerikan atau kalimat yang membutuhkan pemahaman lebih dalam film tersebut. Akibatnya anak tidak mampu memahami dan menganalisa film. Sehingga hanya fokus pada adegan yang diperlihatkan dalam film.
Penyerapan yang diambil dari film tanpa ada diskusi lebih lanjut dengan orang dewasa pun akan meninggalkan jejak trauma tidak langsung di sistem otak anak. Beberapa dampak yang terjadi sebagai bentuk trauma di antaranya mimpi buruk, anak mengalami kecemasan, ketakutan, dan dampak terburuk adalah emosi serta pola pikir tokoh dalam film mempengaruhi kehidupan mereka di kemudian hari.
Meniru tingkah laku dalam film. Ketika emosi dan pola pikir tokoh dalam film sudah memengaruhi anak, dikhawatirkan perilaku anak secara tidak disadari ikut terpengaruh. Apalagi jika anak hanya memahami film lewat visual, bukan dari analisa adegan atau tokoh-tokoh di dalamnya.
Disini Anak bisa tiba-tiba bertingkah laku atau mengimitasi sifat buruk dari tokoh di film dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, sebaiknya orang tua mampu memberi pengertian mengapa film itu tidak boleh ditonton oleh anak dan menjelaskannya secara rasional. Wawasan orang tua tentang film juga sangat penting dalam hal penyampaian kepada anak.
Selain dapat menceritakan tentang tokoh-tokoh dalam film tersebut, orang tua juga lebih bisa memilih cara penyampaian yang asyik dan mudah diterima oleh anak. Lantas apa yang harus dilakukan oleh orangtua jika anak sudah menonton film rating “R” tersebut? Jika anak sudah terlanjur menonton film dengan kategori “R” tersebut, amatilah perubahan perilaku anak dalam rentang waktu enam bulan setelahnya.
Jika ada perubahan perilaku yang menetap selama enam bulan, segeralah membawa anak untuk berkonsultasi dengan psikolog. Pastikan perubahan perilaku tersebut tetap berada pada batas normal. Anak mungkin membutuhkan pertemuan berikutnya, jika memang terlihat ada indikasi perubahan perilaku yang tidak normal.
