VemmeDaily.com, Jakarta – Mengajarkan anak memilih makanan sehat sejak dini memang bukan perkara mudah. Faktor lingkungan dan rasa makanan terkadang menjadi alasan mengapa anak lebih memilih jajanan di luar rumah.
Namun anak sebaiknya tetap dibimbing untuk mengonsumsi makanan bergizi agar terbiasa hingga dewasa. Pastinya hal tersebut sangat bermanfaat untuk kesehatan anak di masa yang akan datang. Bagaimana caranya?
Banyaknya jajanan atau camilan yang menawarkan rasa renyah, gurih dan sedap membuat anak menjadi enggan untuk menikmati makanan sehat ala rumahan. Khususnya di kota besar, banyak orang tua yang kewalahan membuat anaknya jatuh hati pada makanan sehat seperti sayuran atau buah-buahan segar.
Padahal seperti yang diketahui konsumsi makanan sehat dan bergizi sangat berpengaruh terhadap kesehatan dan stamina tubuh sehari-hari. Dikutip dari beberapa sumber, kebiasaan anak untuk mengonsumsi makanan sehat tentu saja berawal dari dalam rumah.
Peran orang tua terutama ibu dalam memilih makanan sehat sebenarnya sudah dimulai sejak ibu hamil. Ketika memberikan ASI ekslusif, ibu juga harus tetap mengonsumsi makanan sehat supaya gizi anak terpenuhi. Kemudian dilanjutkan dengan makanan padat yang pertama kali diberikan kepada bayi berusia enam bulan ke atas sebagai makanan pendamping ASI. Setelah itu, bayi akan mulai makan bubur yang dapat dimasak dengan bahan tambahan seperti sayur dan mulai mengkonsumsi buah.
Dalam tahap ini, sebaiknya ibu mulai memasukkan beragam sayur dan daging ke dalam bubur atau hanya diambil kaldunya saja. Bisa juga sayuran yang cukup lembek dapat diberikan kepada anak setelah dihancurkan bersama dengan bubur. Dengan cara seperti ini anak akan terbiasa untuk makan makanan sehat.
Bertambahnya umur, anak akan makan bersama dengan orang tuanya. Mereka akan makan bersama di meja makan, di saat ini orang tua menjadi contoh utama bagi anak dalam mengonsumsi makanan sehat. Orang tua yang makan sayur sebagai salah satu lauk harian atau selalu ada dalam menu makan pagi, siang dan sore secara tidak langsung akan mengajarkan dan membiasakan anak ikut makan.
Jika orang tua ingin mengajak anak makan di luar, pilihan orang tua akan mempengaruhi preferensi anak terhadap makanan sehat. Intinya tetap orang tua yang menjadi contoh utama yang mempengaruhi kebiasaan positif mereka dalam perkembangannya. Selain menjadi role model yang baik, anak dapat diperkenalkan satu per satu dengan berbagai jenis makanan sehat. Mulai dari bentuk, aroma hinga rasa dari setiap jenis makanan sehat tersebut.
Anak yang kurang menyukai sayur dan buah bisa dipicu karena penampilan dari sayur dan buah itu sendiri. Hal ini bisa saja disebabkan warna-warna monoton dari bahan makanan tersebut yang kurang memiliki daya tarik bagi indera penglihatan anak. Bentuk asli sayuran yang terlihat kurang menarik juga menjadi salah satu alasan lainnya.
Ada beberapa sayuran dan buah memiliki aroma yang terlalu tajam untuk anak-anak sehingga mereka kurang menyukai dan tidak tertarik untuk menyentuhnya. Ada juga beberapa sayuran dan buah-buahan yang memang memiliki aroma terlalu tajam untuk anak-anak sehingga kurang diminati. Rasa yang terlalu asam, pahit atau tidak manis jua membuat anak-anak segan untuk mengonsumsinya.
Anak yang tidak dibiasakan makan sayur dan buah sejak usia dini atau orang tua yang juga kurang menyukai sayur dan buah dapat membuat anak menjadi kurang suka. Ketika anak mulai bersosialisasi, misalnya duduk di bangku SD kelas empat, maka teman-temannya secara tidak langsung akan mempengaruhi pilihan makanannya. Namun, dalam kesehariannya anak akan lebih banyak menghabiskan waktu bersama orang tua di rumah. Otomatis pengaruh orang tua akan lebih besar dibandingkan teman-temannya. Sehingga ketika anak semakin dewasa, kebiasaan yang telah ditanamkan sejak kecil sedikit banyak akan mempengaruhi kebiasaan di masa yang akan datang. Selain pengaruh keluarga sebagai faktor utama dalam pembentukan karakter anak, lingkungan juga menjadi pengaruh utama ketika seseorang menyesuaikan diri dengan sebuah kebiasaan. Bila seorang anak melihat teman sebayanya tidak mengonsumsi makanan sehat akhirnya lambat laun dia akan terbawa. Namun, sebagai orang tua, anak diberikan pengertian dan pengarahan agar tetap mengikuti pola makan yang sehat sehingga tidak terpengaruh oleh lingkungannya.
Bagi anak yang sejak kecil tidak terbiasa menikmati sayuran atau buah-buahan, tidak menutup kemungkinan adanya persepsi negatif mengenai sayuran dan buah-buahan di masa kecil akan terus terbentuk selama bertahun-tahun.
Meskipun sudah terbiasa tidak mengonsumsi sayur, saat menginjak remaja ketika ia diperkenalkan kembali dengan aneka sayuran, maka bisa jadi akan memiliki ketertarikan dengan sayuran di masa yang akan datang. Hal yang paling penting adalah orang tua tetap memperkenalkan sayuran kepada anaknya hingga remaja. Dan setelah dewasa harus ada keinginan dan kesadaran kuat dari dalam diri bahwa jenis makanan seperti sayur dan buah-buahan memiliki kandungan yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh sehingga dapat dipertahankan hingga usia lanjut.
Berikut tips dan trik untuk melatih anak agar memiliki kebiasaan mengonsumsi sayur sejak usia dini, di antaranya:
- Orang tua sebaiknya memberikan contoh kepada anak dan membiasakan diri makan sayur dan buah agar anak memiliki persepsi bahwa makanan sehat itu tetap enak dan sedap untuk disantap.
- Menyajikan sayuran secara kreatif sehingga tampak menarik. Misalnya dengan cara dan bentuk yang menarik. Seperti mencetak dengan bentuk yang lucu atau ditambahkan hiasan-hiasan lainnnya. Tentunya hal ini akan lebih merepotkan orang tua (ayah atau ibu yang menyiapkan makanan), tetapi kerepotan yang dilakukan tersebut akan sangat berharga bila anak akhirnya menjadi suka makan sayur dan buah. Apalagi jika kebiasaan tersebut ditanamkan sepanjang hidupnya.
- Mengolah sayuran secara beragam sehinggan anak tidak bosan. Misalnya dengan cara ditumis, direbus, disayur atau diolah dengan bahan makanan lainnya.
- Ketika membawakan bekal makanan untuk makan siang kepada anak di sekolah, biasakanlah salah satu lauknya selalu ada sayuran ditambah dengan buah-buahan.
- Ketika makan bersama atau di saat santai, Anda sebagai orang tua dapat mulai memberitahu kandungan dalam sayur dan buah-buahan, manfaatnya bagi tubuh atau temuan-temuan ilmiah yang menarik dan terkini.
- Tetap berikan makanan sehat walaupun awalnya anak menunjukkan penolakan. Variasikan atau sembunyikan rasa tajam yang mungkin kurang disukai dengan rasa lain sehingga anak tidak akan menyadari kalau mereka sedang makan sayur. Contohnya dijadikan kue atau makanan penutup lainnya