Figure

Maya Hasan, Passion di Harpa untuk Keseimbangan Tubuh dan Pikiran

VemmeDaily.com, Jakarta – Maya Hasan dikenal sebagai pemain harpa yang menggeluti dunia  musik secara profesional sejak 1991 di Amerika Serikat. Sejak 1993, ia kembali ke Indonesia dan menjadi musisi lintas genre tahun 2002 hingga sekarang.

Maya kemudian mengenal kegunaan lain dari musik terutama harpa sebagai pendukung komplementer proses penyembuhan (healing) dan paliatif (palliative care). Wanita   cantik kelahiran Hong Kong 10 januari 1972 ini pun memulai sebuah eksplorasi baru lewat program Music for Healing and Transitional Program di tahun 2000. Kemudian berlanjut dengan program International Harp Therapy Program (IHTP) yang diprakarsai oleh Christina Tourin di tahun 2010. Selanjutnya Maya mendapatkan sertifikasi  IHTP di tahun 2013 dan menyandang predikat CMP (Certified Music Practitioner).

DI tahun 2017 setelah menyelesaikan debut presentasi  experiental di World Harp Congress ke-13 di Hong Kong, Maya kemyudian diminta oleh IHTP menjadi Director for Development Program IHTP-Asia untuk Indonesia. Sebagai langkah awal ia mengembangkan program musik untuk penyembuhan dan paliatif di Asia Tenggara, dan membuka pelatihan bagi yang berminat mempelajari Music for Healing di Jakarta.

Menurut Maya Hasan, arti kata harpa adalah semua alat bersenar yang dipetik. Dalam metodenya, ia memadukan teori frekuensi,  kuantum dan metafisik. Perpaduan teori tersebut membuat musik dapat digunakan untuk menjaga  keseimbangan antara tubuh dan pikiran.

“Tubuh sangat sensitif dengan frekuensi  di sekitar kita sehingga ketika terpapar dengan musik, sel-sel tubuh akan memberikan respon positif sehingga mampu untuk menjaga keseimbangan secara maksimal. Musik mampu mengubah sel-sel tubuh manusia. Saya memilih mengaplikasikannya menjadi lagu-lagu  yang indah. Dengan kesadaran penuh bahwa tiap not memiliki fungsi tertentu untuk kesehatan fisik dan mental orang yg mendengarkan,” paparnya.

Saat ini Maya sedang menangani perawatan anak umur 6 tahun yang terkena kanker dan menunjukkan perkembangan bagus dari yang semula tidak bisa apa- apa  sekarang sudah mulai bisa merangkai kata dan  mulai bisa berjalan.  Ia juga sedang memperkenalkan program “Stress Management dan Brainwaves” yang bermanfaat untuk meningkatkan kinerja seseorang agar menjadi lebih optimal. Program ini ditawarkan khususnya bagi individual maupun perusahaan di Jakarta.

”Aku juga baru saja membuka klinik di Panglima Polim IX no. 5  Jakarta Selatan dengan nama Vinca Wellness  Clinic. Ada macam-macam terapi di sana dan aku buka terapi musik Harpa di situ. Aku juga pernah menangani ibu hamil. Konsepnya apa yang ada dalam diri kita akan kembali ke kita. Kalau kita banyak merasa marah, benci, jengkel akan kembali ke kita. Jadi kita hanya bisa berhasil ketika kita mencintai diri kita sendiri,” tambahnya.

Dari belajar kuantum healing di Singapura, Maya Hasan kini mempraktekkan ilmunya 2 kali seminggu di Vinca Wellnes Clinic yang memberikan pelayanan  bagi customer dengan keluhan penyakit yang bermacam-macam.

“Dari autoimun, alergi, jatuh atau muscle injury, anak autis  hingga kanker. Satu kali terapi minimal sekitar 30 menit. Saya pakai tiga teknik yaitu suara terdengar, suara tidak terdengar dan kuantum. Untuk suara terdengar saya pakai harpa, untuk suara tidak terdengar ada frekuensi generator untuk down sindrom, kanker, autis, muscle injury, dan sebagainya. Untuk membalut semuanya saya pakai kuantum fisik,” pungkasnya.

To Top