VemmeDaily.com, Jakarta – Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Budaya Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (PPKB FIB UI), mengadakan Diskusi Buku dan Karya Seni Nasirun “Wirid on Canvas”, 17 Desember 2018 lalu di Kampus UI. Dr. Nasir Tamara, MA, M.Sc. Ph.D, Kurator/Editor Buku “Nasirun: Wirid di Atas Kanvas”, mengatakan Nasirun konsisten sebagai pelukis yang mengusung religiusitas dan kemanusiaan. Nasirun sangat produktif dan memiliki teknik yang sangat tinggi.
Oei Hong Djien, kolektor seni kelas kakap yang juga Pemilik OHD Galery di Magelang menyatakan kepiawaian Nasirun dalam melukis bagaikan gabungan 4 maestro sekaligus, yakni Hendra Gunawan, Affandi, Sudjojono, dan Widayat. Pembicara ketiga adalah Muhammad Wasith Albar, M. Hum, Dosen Sejarah FIB UI dan Pengamat Seni menyatakan karya Nasirun sangat mendalam dan dapat dikaji secara semiotik maupun hermeneutik.
Moderator diskusi ini Dr. Ali Akbar, SS, M.Hum, Kepala PPKB FIB UI yang sering menjadi konsultan di museum menekankan bahwa kreativitas seniman besar seperti Nasirun patut dipelajari sebagai contoh termasuk oleh mahasiswa. Dekan FIB UI Dr. Adrianus Waworuntu menyambut baik hadirnya lukisan-lukisan karya Nasirun yang diberikan langsung oleh Nasirun kepada FIB UI. FIB UI kini menyimpan berbagai karya maestro dan Nasirun merupakan salah satunya.
Acara Diskusi Buku dan Karya Seni ini dihadiri banyak kalangan. Tercatat antara lain Gemala Hatta yakni putri Proklamator Bung Hatta, Dipo Alam yakni mantan Menteri Sekretaris Kabinet, Hari Untoro Drajat yakni mantan Direktur Jenderal Kebudayaan, Kepala Galeri Nasional yakni Pustanto, dan Kepala Museum Basoeki Abdullah yakni Maeva Salmah.
Sebagai informasi, Nasirun merupakan pelukis papan atas Indonesia yang karyanya sering diburu kolektor dan galeri terkenal. Salah satu pameran karyanya yang terkenal adalah deretan mobil kunonyang dilukis dan ditempatkan di Terminal 3 Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta. Pada bulan Ramadhan tahun 2018 ia menyelesaikan 29 lukisan sambil tetap puasa dan beribadah lainnya. 29 lukisan itu dapat disebut tidak terlepas dari nuansa spiritual pada bulan yang sering disebut bulan puasa.
Dalam buku tersebut, Mikke Susanto seorang kurator seni kenamaan membuat tulisan yang berjudul “Kemaestroan Nasirun”. Suastiwi Triatmodjo yang merupakan Dekan Fakultas Seni Rupa Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta membuat tulisan yang berjudul “Alumni yang mengharumkan ISI”. Masih banyak lagi tulisan di buku tersebut yang antara lain menunjukkan Nasirun melalui karya seninya berusaha menyampaikan nilai spiritual dan kemanusiaan.
Nasirun selama ini memang sangat produktif karena kreatifitas dan keterampilan tekniknya sangat tinggi. Namun, beberapa penulis dalam buku ini juga menyorot adanya “tenaga dari luar” yang membuat Nasirun mampu menghasilkan lukisan dengan kualitas tinggi setidaknya 1 lukisan perhari dalam sebulan, sehingga selesailah 29 lukisan dalam bulan Ramadhan. Nasirun pun dinobatkan bukan hanya sebagai seorang maestro, tetapi juga seorang sufi.
