VemmeDaily.com, Jakarta – Persaingan yang ketat di dunia kerja membuat banyak orang terus menggali potensi yang dimiliki. Di era teknologi yang terus berkembang pesat, kemampuan secara akademik rasanya belum dianggap cukup untuk bersaing di dunia kerja.
Karena itu dibutuhkan keahlian lain yang bisa menjadi nilai tambah agar dilirik atau dipilih oleh perusahaan yang diinginkan. Mulai dari belajar otodidak sampai mengasah skill tertentu. Cara-cara ini diyakini bisa membuka jalan untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik
Selain kemampuan dan keahlian diri, ada hal lain yang harus diperhatikan saat Anda ingin melamar pekerjaan. Hal-hal ini seringkali terlupakan dan terabaikan karena Anda sudah terlanjur percaya diri dengan deretan kemampuan dan keahlian yang dimiliki.
Belum tentu orang yang memiliki nilai akademik memuaskan, lulusan Universitas atau sekolah bergengsi, memiliki banyak keahlian yang menunjang, dapat dengan mudah lolos proses wawancara kerja. Sebaliknya orang yang memiiliki prestasi akademik biasa-biasa saja, bisa dengan mudah lolos di suatu perusahaan yang sama-sama dilamar.
Tentu saja ada aspek yang dipertimbangkan atau dinilai oleh HRD atau Personalia saat memutuskan untuk memilih karyawan sesuai dengan posisi yang tersedia dari ratusan atau bahkan ribuan pelamar yang melamar.
Ada tiga aspek yang ditonjolkan dalam menyusun Curriculum Vitae (CV) atau daftar riwayat hidup yaitu pengetahuan, skill dan sikap kerja. Jika baru lulus kuliah dan belum pernah bekerja, bisa dicantumkan pengalaman organisasi yang pernah diikuti. Pengalaman organisasi ini bisa menggambarkan bagaimana sikap kerja seseorang. Karena organisasi mengembangkan kemampuan manajerial skill, time management, negosiasi dan kematangan kepribadian.
Kejujuran. Ketika menyusun daftar riwayat hidup, tulislah yang jujur dan apa adanya. Tuliskan semua kemampuan dan keahlian yang dimiliki, tetapi jangan dilebih-lebihkan. Jika dalam proses wawancara atau seleksi ditemui ketidakjujuran, hal tersebut akan merugikan pelamar. Tak menutup kemungkinan ketidakjujuran yang dilakukan dalam penyusunan CV diketahui juga oleh HRD di perusahaan lain. Sehingga bisa mengecilkan peluang Anda mendapatkan pekerjaan.
Mengenal Perusahaan. Sebelum melakukan sesi wawancara, ada baiknya Anda mengenali terlebih dulu perusahaan yang dilamar. Mengerti sistem yang diberlakukan di perusahaan tersebut, perusahaannya sehat atau tidak secara portfolio keuangan dan bisnisnya seperti apa, produk atau jasa apa yang ditawarkan kepada customer. Hindari sikap cuek terhadap perusahaan yang Anda lamar.
Contohnya, ketika Anda ditanya apakah mengenal produk perusahaan yang dilamar, tetapi Anda menjawab tidak tahu. Manfaatkan fasilitas internet untuk menggali informasi mengenai perusahaan tersebut. Ketahui juga apakah perusahaan sehat atau tidak. Selain personalia yang menyeleksi pelamarnya, Anda juga harus selektif memilih perusahan. Jangan sampai Anda sudah bekerja di sana ternyata perusahaan itu tidak sehat, memiliki banyak hutang atau sering merugikan karyawan.
Sesi Wawancara. Kenali prinsip STAR dalam wawancara kerja. STAR adalah Situation atau Situasi, Task atau Tugas, Action for Achievement atau tindakan untuk mencapai prestasi dan Result atau kontribusi hasil kerja Anda terhadap perusahaan.
Situasi. Ceritakan pengalaman secara detil sehingga orang yang mendengarnya dapat membayangkan apa yang terjadi pada situasi tersebut. Bagaimana awalnya? Siapa saja yang terlibat? Apa tantangan dan kesulitan yang dihadapi?
Tugas. Paparkan secara secara spesifik apa yang menjadi tugas dan misi Anda.
Action for Achievement. Apa saja tindakan yang sudah Anda lakukan dalam situasi tersebut untuk menjalankan tugas yang diberikan. Jelaskan secara spesifik sehingga mudah dibayangkan oleh orang lain.
Result adalah hasil yang Anda capai melalui pengalaman tersebut. Jelaskan faktor-faktor yang mendukung dan menghambat keberhasilan. Dalam menjelaskan hambatan, apabila hambatan adalah orang sebaiknya tidak fokus ke orang, tapi ke perilaku orang tersebut. Apabila hasilnya adalah gagal, Anda menyampaikan pelajaran apa yang bisa Anda petik dan langkah antisipasi yang akan dilakukan agar tidak terulangi lagi. Akan lebih baik jika dalam wawancara, Anda membawa hasil kerja sebagai bukti nyata apa yang pernah dikerjakan. Meskipun portofolio biasanya sudah dilampirkan di CV, tak ada salahnya Anda membawa kembali dalam bentuk hard copy.
Cara Berkomunikasi dan Bahasa Tubuh. Saat berhadapan dengan pewawancara, gunakan bahasa yang sopan dan cara bicara yang sistematis. Hindari cara berkomunikasi yang tidak beraturan atau lompat-lompat. Bahasa tubuh juga menjadi penilaian dan perhatian khusus dari pihak pewawancara. Siapkan diri dengan baik, bicara dengan tegas dan sopan setiap menjawab pertanyaan.