VemmeDaily.com, Jakarta – Eksistensi Dapur Solo sejak berdiri tahun 1988 hingga saat ini hampir 30 tahun tak lepas dari kiprah pendirinya, ibu Swan, yang ingin menyajikan menu tradisional khas kampung halamannya di Solo.

Swan, Pendiri Dapur Solo
Semula Swan hanya mengisi waktu luang dengan menjual rujak dan aneka jus di lingkungan rumahnya. Dari garasi rumahnya dan alat memasak sederhana seperti cobek dan blender, Swan mulai merintis usaha kuliner khas Solo.
Dengan ketekunan dan keuletan, usahanya semakin berkembang dari hanya menjual rujak hingga saat ini menawarkan menu-menu khas Solo yang semakin bervariasi.
Banyak menu favorit yang dipesan pengunjung, seperti selat solo, nasi liwet, nasi langgi, tengkleng, lontong solo, gado-gado, sop buntut, dan lainnya. Nasi liwet bercitarasa gurih dengan suwiran daging ayam kampung, telur pindang dan potongan hati ampela ayam disiram dengan sayur labu dilengkapi kerupuk udang.
Nasi langgi spesial disajikan dengan pilihan lauk ayam goreng atau empal, terik daging, sambal goreng kentang, abon sapi, telu dadar tipis, serundeng kelapa, kering kentang, timun, kerupuk udang. Selat solo diolah dari perpaduan daging semur yang citarasanya manis dengan mustard bercitarasa asam serta sayuran segar merupakan kombinasi kuliner khas dua budaya Jawa dan Belanda.
Menu lain lontong solo yang juga menjadi favorit merupakan lontong berkuah opor dengan taburan suwiran daging ayam dan bubuk kedelai serta bumbu sate, dilengkapi sambal goreng kentang. Swan juga menghadirkan hidangan Nusantara seperti nasi pecel Madiun, nasi gudeng Jogja, nasi timbel Sunda, nasi ulam komplit, ketoprak, karedok, dan gado-gado.
Selain minuman dingin seperti es blewah, es kacang hijau, es rumput laut, es campur solo dan variasi es lainnya, Dapur Solo juga menyajikan minuman tradisional seperti kunyit asem, wedang wuh, wedang jahe, wedang gula asem, wedang beras kencur, wedang ronde, dan bandrek kelapa. Adapula menu kudapan seperti combro, misro, bubur jawa, tahu gejrot, serabi Solo, asinan dan rujak buah. Kisaran harga makanan dan minuman terjangkau mulai dari Rp 30 ribu per porsi untuk makanan dan untuk minuman dari harga Rp 8 ribu.
Menu yang disajikan halal, dari bahan-bahan berkualitas, alami dan segar. Swan juga memperhatikan kebersihan dalam pengolahan menu yang disajikan kepada pengunjung. Bahan baku umumnya dibeli dari daerah Jawa seperti gula merah, cabai dari petani di Jawa. “Saya ingin membantu meningkatkan pendapatan petani dengan membeli langsung cabai atau gula merah dan bahan masakan lain ke petani,” ujarnya.
Kreasi masakan khas Solo dan hidangan Nusantara yang disajikan Dapur Solo diminati pengunjung yang merindukan kuliner kampung halamannya. Pengunjung banyak dari kalangan karyawan perusahaan maupun masyarakat umum dengan jumlah pengunjung di akhir pekan rata-rata di atas 200 orang.
Dapur Solo juga memiliki divisi lunch box di beberapa lokasi dan bisa dipesan di beberapa cabang baik melalui telepon maupun online di dapursolo.com. Untuk lunch box bisa delivery dengan menu variatif dan ada satu menu favorit yang khusus ada di lunch box yaitu Tumpeng Ayu. Menu mini tumpeng seharga Rp 36 ribu per pc ini biasanya dipesan untuk acara ulang tahun.
Resto Dapur Solo yang buka dari jam 10.00 sampai 22.00 WIB memiliki ruang reguler baik indoor maupun outdoor dan VIP. Salah satunya di Dapur Solo cabang Sunter 2 dengan kapasitas ruang di indoor sampai 200 pax dan outdoor untuk smoking area 100 pax, fasilitas VIP 1 berkapasitas 15 pax dan VIP 2 hingga 25 pax. Di ruang VIP biasanya digunakan untuk acara meeting karyawan perusahaan yang ada di lingkungan Dapur Solo cabang Sunter 2.
Dari pemasaran mulut ke mulut yang diawali di lingkungan rumahnya, sejak 10 tahun terakhir Dapur Solo semakin berkembang pesat. Promosi melalui sosial media (sosmed) instagram juga aktif dilakukan.
Hingga saat ini Dapur Solo berkembang menjadi lima cabang berlokasi di Matraman Jakarta Timur, Panglima Polim Jakarta Selatan, Serpong dan ada dua cabang di Sunter. Jumlah karyawan di tiap outlet sekitar 20-30 orang. Menurut Swan, industri makanan atau resto menyerap tenaga kerja cukup besar.
Menghadapi persaingan, menurut Swan setiap resto yang berkembang pasti diikuti pesaing sehingga harus cukup inovatif, dengan menyajikan menu yang citarasanya disukai konsumen. Menu baru juga akan dibuat seperti tahu acar solo dan brongkos.
“Persaingan selalu ada, yang terpenting adalah kita hadirkan kualitas produk dan servis yang bagus, harga kompetitif. Ada tiga faktor utama di industri makanan yaitu rasa, servis dan harga,” terangnya.
Saat ini Dapur Solo semakin dikenal masyarakat. Nama Dapur Solo juga telah dipatenkan. Untuk tetap eksis dalam usaha, menurut Swan diperlukan ketekunan, bekerja sesuai yang disukai dan berupaya untuk terus lebih baik. Tahun ini Dapur Solo semakin melebarkan sayap usaha dengan membuka lokasi di mal wilayah Jakarta.
“Rencananya Dapur Solo akan buka cabang di 10 mall, dan tahun ini dimulai dari dua atau tiga mal dulu. Saya tertarik mengembangkan resto Dapur Solo di mal karena banyak pengunjung mal yang juga rindu makanan tradisional khususnya menu khas Solo. Saya ingin di mal kita hadirkan makanan Indonesia, tidak hanya menu dari luar negeri saja,” tambahnya.
