VemmeDaily.com, Jakarta – Saat duduk di bangku SMP, dr. Oktavian Tamon, M.Biomed (AAM), Head Doctor The Prime Aesthetic and Anti Aging Clinic Kelapa Gading tertarik akan pelajaran biologi sehingga ia ingin menjadi dokter.
Menurut dr. Okta saat itu, menyembuhkan orang lain adalah sesuatu yang hebat. Awalnya ia ingin menjadi seorang rohaniawan yang bisa melayani orang dan Tuhan. Tetapi akhirnya pria yang besar dari keluarga PNS dan penjahit ini berpikir menjadi seorang dokter juga melayani orang lain.
Setelah tamat SMA, Okta pun melanjutkan kuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Menado. Setelah lulus, pria kelahiran Menado, Sulawesi Utara, 30 Oktober, diajak profesornya untuk bergabung di praktik swasta pribadi. Selain itu, dr. Okta juga praktik di rumah sakit swasta sebagai dokter jaga UGD selama setengah tahun.
Tahun 2008, sesudah memiliki pengalaman cukup, dr. Okta membuka praktik pribadi dokter umum di tiga tempat, yaitu di rumahnya jam 06.00-09.00 WITA dan 19.00-21.00 WITA, Apotek Kimia Farma jam 10.00-12.00 WITA, serta praktik di kampung halaman orangtua jam 14.00-18.00 WITA.
“Setelah menjadi dokter, nikmat sekali karena menyembuhkan orang sakit, walaupun bukan kita yang menyembuhkan, tetapi menjadi alat Tuhan menyembuhkan orang melalui kita. Sangat luar biasa membantu orang, walaupun saat itu bayarannya kecil sekali, tetapi volume pasiennya banyak,” papar dr. Okta.
Selama hampir dua tahun, dr. Okta praktik dokter umum pribadi, dr. Okta ingin mengeksplor kemampuannya. Tahun 2009, ia diajak kakak kelasnya untuk bergabung menjadi dokter di salah satu klinik kecantikan besar di tanah air selama tiga tahun. Ketika berkarier di klinik kecantikan, dr. Okta merasa passion-nya di bidang kecantikan. Tahun 2014, dr. Okta mencoba berkarier di rumah sakit swasta sebagai Services Manager dan Quality and Risk Manager.
Namun, passion-nya di dunia kecantikan terus memanggilnya. Teringat pesan kedua orangtuanya untuk selalu menuntut ilmu karena ilmu tidak bisa dicuri orang, akhirnya membuat dr. Okta meneruskan kuliah. Sesuai passion-nya ia melanjutkan program pendidikan S2 Antiaging di Universitas Udayana Bali, yang dipelopori oleh Prof. Dr. dr. Wimpie Pangkahila, SpAnd, FAACS. Setelah lulus ia mendapatkan gelar M.Biomed (AAAM).
Karena waktu kuliahnya fleksibel, dr. Okta pun bisa tetap praktik di klinik kecantikan ternama tanah air selama hampir setahun. Saat kuliah S2 semester 2, dr. Okta mulai merintis klinik sendiri. Tanggal 12 April 2016 berdiri The Prime, yang saat itu masih praktik pribadi. Karena kliniknya ramai akhirnya The Prime Aesthetic and Anti Aging Clinic pindah ke pusat kota di Wanea Plaza Blok J No. 6, Jalan Sam Ratulangi, Manado, Sulawesi Utara.
Berkat kerja keras, klinik yang didirikan dr. Okta ramai pasien, sehingga ia merekrut dokter yang memiliki kompetensi. Januari 2018, The Prime buka di Jalan Boulevard Raya Blok WD 2 No. 7, Kelapa Gading, Jakarta Utara.
“Saya pilih Kelapa Gading karena pasien-pasien loyal saya banyak di daerah sini. Mereka loyal, kemana pun saya pindah praktik,” ucap dokter yang kerap menjadi pembicara di seminar, serta menjadi narasumber TV, radio dan media cetak.
Ke depan, dr. Okta ingin terus mengembangkan kliniknya. Awal tahun, rencananya ia akan membuka cabang di daerah Jakarta Selatan dan Jakarta Barat. Ia juga sedang mengkreasikan anak perusahaan dengan target market yang berbeda.
“Kita sedang merekrut dokter yang memiliki keahlian, begitu juga beauty therapist yang punya kompetensi. Dokter-dokter kita yang belum sekolah, tahun ini juga mulai sekolah lagi, karena kita harus premium,” ucap dokter yang berniat melanjutkan pendidikan S3 bidang Anti Aging.