Figure

Mbok Cikrak, Mantan TKI yang Nge-Hits di Taiwan

Mbok Cikrak adalah seorang Tenaga Kerja Indonesia yang memilih mengadu nasib di di Taiwan

VemmeDaily.com, Jakarta – Merantau ke negeri seberang demi cita-cita dan harapan sudah menjadi keputusan Mbok Cikrak, begitu ia disapa. Mbok Cikrak adalah seorang Tenaga Kerja Indonesia yang memilih mengadu nasib di Taiwan.

Saat itu, keputusan Mbok Cikrak meninggalkan Indonesia dan rela jauh dari keluarga karena ia ingin membuat perekonomian keluarga menjadi lebih baik.

“Saya waktu itu karena ekonomi. Saya orang nggak punya, orang biasa. Karena ekonomi lemah, saya ingin berubah membantu keluarga dan mencari uang. Kebanyakan orang Indonesia itu pergi ke Taiwan karena ingin merubah nasib keluarga. Saya ingin seperti itu. Dulu pengen sekolah lagi, tapi nggak punya uang,” katanya yang sudah bekerja di Taiwan sejak tahun 2000.

Keadaan ekonomi mengharuskan Mbok bekerja ke Taiwan. Mbok tak punya pengalaman buruk selama bekerja. Bahkan, ia memikat hati pria asal Taiwan dan membantu mengurus bisnis travel suami.

Namun Beberapa kali ia menemukan sesama orang Indonesia terlantar begitu saja di bandara. Rata-rata diantara mereka tak tahu apa yang dilakukan, yang lainnya bahkan tertipu dengan tiket pulang.

‎”Orang Taiwan enggak peduli, dia sudah ngurusin gitu aja, habis itu ya sudah enggak mau ngurusin lagi,”‎ kata Mbok saat dihubungi melalui telepon.

Dari situ cerita bermula. Sepuluh tahun Mbok berkutat di Bandara Taiwan. Ia pernah dipanggil calo bandara karena keaktifannya mengurus para pekerja. Mbok tutup telinga, ia tetap membantu dan ikhlas bekerja. Secara aktif Mbok menerangkan mengenai apa yang diperbolehkan dan dilarang sebelum pulang ke Indonesia.

‎”Yang enggak boleh itu kayak senter, pulang ke Indonesia kadang-kadang temen-temen bawa senter, raket listrik, kipas angin. Soalnya barang-barang itu di pasar malem sini kan murah banget. Jadi mereka bawa buat di kampung. Ternyata enggak boleh dibawa pulang harus di cargoin,” ujarnya.

Hingga kini banyak sosial media. Mbok memanfaatkan apa yang ada, mulai dari facebook, youtube hingga Bigo Live. Dari situ Mbok melayani pertanyaan sampai ‎sesekali menghibur agar penontonnya tak bosan.

“Iya aku sering di Bigo. Jadi mereka tanya kan aku bisa langsung jawab, kasih saran. Pokoknya memanfaatkan apa yang ada,” kata ibu dua anak itu.

‎Dari Bigo, Mbok bisa mendulang sekitar Rp 15 juta per bulan. Uang tersebut belum termasuk usaha kosmetik yang dijalankan Mbok. Pundi-pundi rupiah tak dimasukkan semua ke kantong pribadinya. Melalui yayasan, Mbok membantu kehidupan sekitar 200 anak yatim.

Sampai sekrang Mbok terus membantu. Ia juga memberi tips untuk para pekerja yang saat ini berada di luar sana.

“Pintar-pintar memanfaatkan teknologi. Kalau ada masalah jangan langsung kabur. Karena kalau kabur gitu saja kita akan susah dapat kerja lagi,” ujarnya.

To Top