VemmeDaily.com, Jakarta – Beradaptasi tidak berarti perlu kehilangan identitas diri. Begitulah layaknya seseorang ketika perlu bertahan demi kelangsungan hidup dan impian yang dikejar.
Seperti halnya Maida Tiva Althia ketika ia memutuskan menempuh pendidikan di Amerika, ia memilih berkontribusi aktif di radio komunitas disana.
Menjadi mahasiswi Indonesia pertama dan satu-satunya saat itu membawa keunikan sendiri bagi radio komunitas tersebut dan juga untuk Maida , karena ia belajar untuk beradaptasi di budaya yang berbeda, namun tetap membawa jiwa Indonesia, tanah airnya.
Pulang ke Indonesia pun menjadi pengalaman tak terlupakan. Ketika ia begitu struggle dengan keinginannya untuk melanjutkan sekolah di Amerika atau kembali ke Indonesia, ia mendapatkan pelajaran berharga dari orang tuanya.
“Papa saya mengajak saya diskusi waktu itu. Ia mengatakan di manapun tempatnya, itulah Universitas Kehidupanmu. Jadi di manapun kapanpun saya memaknainya sebagai pembelajaran,”ungkap Maida.
Akhirnya Maida memutuskan bekerja dan memulai karir di Indonesia. Ia memulai karirnya di RAL FM sebagai Project Officer untuk membangun radio yang hampir tenggelam.
Sesampainya di RAL FM, apa yang dilakukan dan dikerjakan di sana dianggap sia-sia dan tidak tepat, karena karyawan yang ada di sana semuanya tidak menampilkan performa yang baik dan harus dipecat. Namun maida membuktikan bahwa bersama team ini RAL FM bisa bangkit. Dan pada akhirnya kerja keras dan usaha Maida berbuah manis. Maida berhasil menggandeng manajemen RAL FM untuk saling bergandengan tangan, bekerja tim dan mencapai target yang ditentukan.
“RAL FM adalah radio Islam satu-satunya di Manado yang mayoritas Kristiani. Tapi disukainya bukan hanya oleh orang muslim saja. Lama kelamaan mulai terlihat perubahan di RAL FM dengan kita saling kerjasama. Dari sana saya pun berpikir bahwa manusia itu amazingly berdaya,”tambah Maida sembari tersenyum.
Selanjutnya Maida bergabung dan berkarir bersama SMART FM. Namun di tahun 2011 ia mulai mengasah bakat dan kemampuannya untuk terjun di dunia training.
“Dimulai karena diajak sama klien yang akhirnya sekarang jadi teman. Dia mengajak untuk bisnis bareng mengadakan training centre. Awalnya saya bagian support pembicara dan rekan saya itu bagian mencari klien. Karena pembicara yang ada di list kita rata-rata tidak bisa masuk budget clientnya, akhirnya kita berpikir saya saja yang melakukan trainingnya. Awalnya saya dianggap tidak bisa bicara di depan umum, tapi tidak disangka ternyata saya bisa,”cerita wanita berkacamata ini.
Selain training, maida juga menggeluti coaching, dimana ia diuji langsung dan tersertifikasi oleh DR. Michael Hall, Pendiri dari Meta Coach Federation. Dari gurunya inilah, ia mulai mempelajari keotentikan seseorang manusia.
Setelah berjalan beberapa tahun dengan dunia training dan coaching, akhirnya maida memutuskan untuk melepaskan pekerjaan radio yang sudah digelutinya selama 15 tahun dan fokus pada pekerjaan yang menurutnya adalah panggilan hidupnya.
“Dengan coaching, saya bisa mengetuk hati banyak orang untuk mengerti dirinya sendiri, menjalani dan bertanggung jawab atas hidupnya sendiri, Orang bisa bilang A-I-U-E-O tapi Tuhan sudah memberi hidup ini ke kita masa kita kasih ke orang lain untuk menentukan ke mana arah hidup kita. Dengan kita tahu siapa kita, ke mana arah kita, dan kenapa kita lahir di dunia ini, kita jadi lebih berguna dan bermakna buat orang banyak, jelas kontribusinya. Dan itu bagi saya, sangat esensial!! Jawabannya nggak bisa dicari di luar, karena adanya di dalam diri”lanjutnya.
Program Authentic Persona. Sejak tahun 2013 ia belajar mengenai authenticity. Ia belajar mengenai kehidupannya sendiri untuk membantu orang lain. Program ini disajikan secara privat. Namun di tahun 2018, ia akan mencoba masuk dalam market group.
“Saya akan mencoba membantu orang lain untuk melihat diri sendiri, menguatkan dirinya lagi sehingga dia tau bagaimana dia bisa menempatkan dirinya di kehidupan sehari-hari,”jelas Maida.
Biasanya program yang disampaikan terdiri dari lima kali sesi untuk privat dan untuk grup terdapat 3 kali sesi. Untuk pertemuan akan diadakan seminggu sekali atau dua minggu sekali.
“Authentic itu kita, diri kita, jati diri kita, kita secara fisik, kita secara spiritual, secara mental, hati, pikiran itu authenticnya dari kita, bukan orang lain. Dan persona itu adalah bagian dari sisi sosialnya kita, bagaimana kita terkoneksi dengan orang lain, jadi ini akan memancarkan pesonanya sendiri pada orang lain. Yang paling paham tentang dirinya adalah orang itu sendiri,”tutup Maida.