Lifestyle

Ibu Hamil Penderita Preeklampsia Perlu Atur Pola Makan

Pre-eklampsia pada ibu hamil bisa dicegah dengan menjaga asupan makan

Ilustrasi pre eklampsia pada ibu hamil (foto istimewa)

VemmeDaily.Com – Hamil dalam kondisi sehat adalah impian semua wanita namun ada beberapa penyakit yang diderita oleh ibu hamil, salah satunya adalah pre-eklampsia. Pre-eklampsia adalah penyakit yang banyak diderita oleh ibu hamil, yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah tinggi, walau sebelumnya tidak punya riwayat tekanan darah tinggi. Walaupun begitu, tidak jarang wanita tidak sadar bahwa ia menderita pre-eklampsia.

Ada beberapa orang menyebut pre-eklampsia sebagai keracunan dalam kehamilan yang akan berdampak pada ibu dan bayi. Namun, yang disebut keracunan di sini bukan seperti keracunan makanan ataupun zat kimia. Menurut dr. Ardiansjah Dara, SpOG. MKes, dokter spesialis kebidanan dan kandungan, pada tubuh orang yang menderita pre-eklampsia biasanya terdapat perubahan-perubahan metabolik. Ketika terjadi perubahan metabolik ada tanda-tanda yang terjadi diantaranya peningkatan tekanan darah di mana sebelumnya tidak ada riwayat tekanan darah tinggi atau hipertensi. Gejala lain adalah ditemukan partikel protein dalam urin. Tidak hanya itu, biasanya pada tungkai akan mengalami pembengkakan.

Tekanan darah normal pada wanita yang sedang hamil ada di angka 110/70 atau 120/80. Umumnya gejala utama preeklampsia adalah naiknya tekanan darah di atas 140/90. Apabila tekanan darah sudah di atas 140/90 sebaiknya ibu hamil harus berhati-hati. Perlu dilakukan beberapa pemeriksaan untuk mengetahui kesehatan ibu maupun janin. Pemeriksaan yang dilakukan di antaranya adalah pemeriksaan darah dan juga pemeriksaan urin. Pre-eklampsia bisa diderita kapan saja oleh ibu hamil, namun biasanya mulai trimester kedua dan akan menghilang setelah bayi lahir.

Berbagai macam faktor risiko yang menyebabkan terjadinya pre-eklampsia pada ibu hamil, antara lain terjadi saat kehamilan pertama, memiliki riwayat pre-eklampsia atau eklampsia (kejang-kejang pada penderita pre-eklampsia) dalam keluarga, memiliki riwayat pre-eklampsia pada kehamilan sebelumnya, ibu hamil dengan usia di bawah 20 tahun atau lebih dari 35 tahun, wanita hamil yang didiagnosis memiliki penyakit diabetes, ginjal dan hipetensi, obesitas, dan kehamilan kembar. Pre-eklampsia pada ibu hamil bisa dicegah dengan menjaga asupan makan.

Menurut dr. Lady Dhita Alfara, SpGK, M.Gizi,  dokter spesialis gizi klinik, tidak ada makanan yang  harus dipantang secara khusus bagi wanita hamil yang menderita pre-eklamsia. Namun, tetap pilih makanan sehat yang berasal dari bahan alami. Pada trimester ke-2 dan ke-3, kebutuhan kalori dapat ditingkatkan sekitar 300-400 kalori, yang terdiri dari karbohidrat 50-60%, protein 15-20%, lemak 25-30%, serat 25-30% dan cairan sebanyak 1500 ml. Untuk wanita hamil yang sudah memiliki resiko terkena pre-eklampsia sebaiknya mulai memperhatikan pengaturan komposisi makanan. Pengaturan makan yang baik diharapkan dapat menjaga kesehatan ibu sehingga janin dapat tumbuh optimal.

Dengan makanan yang baik untuk ibu dan janin, bukan berarti kebutuhan makan menjadi dua kali lipat. Namun, memang perlu ada penambahan 300-400 kalori pada trimester ke-2 dan ke-3. Tambahan kalori ini bisa dengan menambah konsumsi susu atau menambah jumlah lauk-pauk dalam makanan. Pada trimester ke-1 kebutuhan ibu hamil masih sama dengan kebutuhan sebelum hamil. Makanan yang dianjurkan adalah makanan seimbang, yaitu makan tiga kali dalam satu hari dan selingan 2-3 kali dalam satu hari.

Pola makan untuk ibu hamil yang menderita pre-eklampsia dapat mengonsumsi dua  produk dairy (bahan makanan berbasis susu) rendah lemak untuk mendapatkan sumber vitamin D dan kalsium. Selain itu, konsumsi minimal 2-3 porsi sayur-sayuran dalam sehari, minimal 2 porsi buah-buahan, dan minimal 2-3 porsi sumber protein yang bisa didapat dari daging tanpa lemak, ikan, telur dan unggas. Tidak hanya itu, sumber protein juga bisa dilengkapi dengan sumber protein nabati seperti tahu, tempe, dan kacang-kacangan.

Untuk ibu hamil penderita pre-eklampsia yang memiliki penyakit tertentu seperti diabetes sebaiknya perlu memperhatikan asupan makanan yang dikonsumsi. Makanan yang dikonsumsi harus memperhatikan diet untuk penderita diabetes, yaitu menghindari makanan-makanan yang manis. Sedangkan untuk ibu hamil yang obesitas bisa mulai mencegah makanan tinggi lemak, seperti daging yang berlemak, kulit, santan, gorengan, jeroan, dan lain-lain.

Banyak orang yang mengatakan bahwa tingginya tekanan darah seseorang bisa disebabkan oleh asupan garam yang masuk ke dalam tubuh. Untuk penderita pre-eklampsia dapat mengonsumsi garam sesuai dengan rekomendasi gizi seimbang, yaitu sekitar 1 sdt per hari atau sekitar 2-3 gram natrium per hari. Pantang konsumsi garam secara berlebihan tidak bermanfaat untuk ibu hamil yang menderita pre-eklampsia. Memantang konsumsi garam secara berlebihan justru dapat menurunkan selera makan. Hal ini tentu dapat mengganggu pertumbuhan janin. Jika ibu hamil penderita pre-eklampsia sudah memiliki riwayat hipertensi sebelum hamil, maka perlu berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan  gambaran berapa banyak garam yang harus dikonsumsi. Ibu hamil perlu menghindari konsumsi camilan atau makanan yang tinggi garam, seperti makanan yang diawetkan dengan cara diasinkan, keripik, dan lain-lain. Sebagai ganti, ibu hamil bisa memilih camilan buah-buahan segar.

To Top