Lifestyle

Tren Botox dan Dermal Filler untuk Mengatasi Kerutan

Treatment yang umum dan menjadi tren untuk mengatasi penuaan adalah suntikan antikeriput dengan neuromuscular hingga teknologi koreksi garis wajah.

Ilustrasi (via:istimewa)

VemmeDaily.com – Treatment Botox (Botulinum Toxin A) dan dermal filler masih menjadi tren untuk mengatasi kerutan. Industri kecantikan dan estetika medis berkembang pesat dan menjadi tren yang sejalan dengan perkembangan teknologi bidang estetika medis. Treatment yang umum dan menjadi tren untuk mengatasi penuaan adalah suntikan antikeriput dengan neuromuscular hingga teknologi koreksi garis wajah.

Keriput menjadi salah satu tanda penuaan. Keriput ada dua jenis, yakni garis ekspresi dan garis statis. Garis ekspresi disebabkan oleh kontraksi dari otot-otot ekspresi wajah seperti senyum, menyipitkan mata atau mengerutkan kening. Sementara garis statis terlihat saat beristirahat tanpa kontraksi otot seperti lipatan nasolabial.

dr. David Sudarto Oeiria, Trainer of Dermatologic Surgery mengatakan ekspresi wajah yang berulang akan membentuk kerutan sementara, yang selanjutnya menjadi kerutan permanen atau statis. Kedua jenis kerutan ini memerlukan treatment yang berbeda.

Untuk mengatasi kerutan, yang menjadi tren kedokteran estetika dan teknologi antipenuaan adalah neurotoksin dan dermal filler. Dikatakan oleh dr. Adri Dwi Prasetyo, Board Certified Dermatologist yang aktif sebagai scientific and clinical development di Indonesia dan Asia Pacific, Botulinum Toxin tipe A adalah neurotoksin yang paling umum digunakan dalam estetika medis dan menjadi solusi preventif untuk antipenuaan yang paling penting.

Namun pada praktiknya masih ada kebingungan terkait dengan kegunaan Botulinum Toxin tipe A dan dermal filler dalam mengatasi masalah keriput pada wajah. Keduanya memang sama-sama suntikan antikeriput, namun keduanya memiliki fungsi yang berbeda.

Dermal Fillers

Treatment dermal filler cocok digunakan untuk mengatasi garis statis yang disebabkan oleh lipatan nasolabial. Salah satu penggagas Aesthetic Dermatology asal Kanada, Dr. Philip Levy mengatakan suntikan dermal filler berfungsi sebagai pengganti dari jaringan lunak, mengisi lipatan dan menghapus kerutan.

Sesi interview dengan dr. Phillip Levy (foto: dokumentasi)

Bahan yang paling umum digunakan dalam treatment dermal filler adalah asam hialuronat, kalsium hidroksilapatit dan asam polilaktat, yang cocok untuk mengatasi keriput garis statis. Asam hialuronat memiliki onset yang cepat dalam mengurangi kerutan statis. Kalsium hidroksilapatit berfungsi sebagai agen pengisi dan perangsang produksi kolagen. Sedangkan asam polilaktat akan merangsang pertumbuhan kolagen.

Botulinum Toxin Tipe A

Botulinum toxin tipe A digunakan untuk mengatasi keriput yang disebabkan oleh garis ekspresi seperti senyum, menyipitkan mata dan mengerutkan kening. Garis ekspresi adalah garis halus dan kerutan yang disebabkan oleh gerakan wajah dari kontraksi otot, hilangnya kelembaban, kolagen dan lemak di kulit.

Ekspresi wajah berulang seperti tersenyum, cemberut, menyipitkan mata juga akan menyebabkan kompresi kulit yang menghasilkan pembentukan kerut. Botulinum Toxin tipe A akan mengganggu transmisi saraf pada neuromuscular junction, menyebabkan kelumpuhan otot dan mengurangi garis-garis dalam jangka waktu tertentu sehingga bekerja lebih baik untuk garis ekspresi.

To Top