Lifestyle

Sering Merasa Lemas? Awas Tanda-tanda Hipokalemia

Hipokalemia adalah rendahnya kadar kalium di dalam darah.

Ilulstrasi terserang Hipokalemia (foto istimewa)

VemmeDaily.com –   Anda sering merasa lemas? Umumnya rasa lemas yang dialami diartikan sebagai efek dari kelelahan, tetapi lemas secara berulang-ulang bisa jadi merupakan pertanda Anda terserang penyakit hipokalemia.  Padatnya aktivitas seringkali membuat orang lupa untuk memerhatikan kondisi tubuh. Padahal memeriksakan kesehatan tubuh merupakan hal yang seharusnya dilakukan. Kebanyakan orang menganggap ketika tubuhnya mulai berasa lemas itu hanyalah efek kelelahan, tanpa menyadari apa yang sebenarnya terjadi. Padahal tubuh yang sering lemas, merupakan salah satu tanda penyakit hipokalemia.

Hipokalemia adalah rendahnya kadar kalium di dalam darah. Kalium merupakan komponen utama elektrolit yang menentukan keseimbangan kerja dalam tubuh, berperan penting pada fungsi syaraf dan sel otot, terutama sel otot jantung. Hipokalemia atau kadar kalium yang rendah dalam darah merupakan suatu keadaan dimana konsentrasi kalium kurang dari 3.5 mEq per liter. Kalium merupakan bagian terbesar dari zat terlarut intrasel sehingga berperan penting dalam menahan cairan di dalam sel dan mempertahankan volume sel.

Pada orang dewasa yang sehat, asupan kalium harian adalah sekitar 50 – 100 mEq per liter. Sehabis makan, semua kalium diabsorbsi masuk ke dalam sel dalam beberapa menit. Setelah itu ekskresi kalium yang terutama terjadi melalui ginjal akan berlangsung beberapa jam. Sebagian kecil (kurang dari 20%) akan diekskresikan melalui keringat dan feses.

“Kadar kalium dalam darah yang normal adalah 3.5 mEq per liter – 5.5 mEq per liter. Kadar kalium dalam darah yang kurang dari 3.5 mEq per liter disebut hipokalemia, sedangkan kadar kalium dalam darah yang lebih dari 5.5 mEq per liter disebut hiperkalemia,” jelas dr. Ari Fahrial Syam SpPD-KGEH, MB dari Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK-UI.

Gejala. Hipokalemia ringan biasanya tidak menyebabkan gejala sama sekali. Hipokalemia yang lebih berat yakni kurang dari 3 mEq per liter darah bisa menyebabkan kelemahan otot, kejang otot dan bahkan kelumpuhan. Irama jantung menjadi tidak normal, terutama pada penderita penyakit jantung.

Penyebab dari hipokalemia ini bermacam-macam, mulai dari gangguan hormon, gangguan saluran cerna atau pembuangan cairan berlebihan. Misalnya  mual-muntah ataupun diare berlebihan, gangguan mekanisme ekskresi (pembuangan) tubuh  seperti  gangguan fungsi ginjal, hingga efek samping dari obat-obatan tertentu, terutama golongan diuretik (obat jantung/ginjal dan darah tinggi yang meningkatkan produksi urine).

“Gejala hipokalemia adalah non spesifik dan lebih berkaitan dengan fungsi otot dan jantung. Beberapa gejala yang muncul, terutama pada hipokalemia berat yaitu kelemahan atau kelelahan, kram dan nyeri otot pada kasus-kasus berat, berdebar-debar, dan gangguan psikologis seperti gangguan kesadaran, dan depresi,” jelas dr. Kristoforus Hendra Djaya, SpPD dari RSCM.

Kebanyakan orang menganggap dirinya lemas karena kelelahan. Namun, tanpa disadari bahwa kekurangan kalium dapat menyebabkan terjadinya pelemahan pada otot-otot tubuh yang akhirnya membuat tubuh terasa lemas dan sulit untuk menggerakkan tangan atau kaki. Karena, kalium dibutuhkan tubuh untuk kontraksi atau pergerakan otot, termasuk otot jantung.  “Tubuh yang lemah dan lemas, misalnya tidak kuat mengangkat kaki seperti lumpuh, bisa menjadi gejala seseorang terkena hipokalemia. Gangguan ini tidak boleh diabaikan, karena kalium menentukan kerja otot jantung. Otot jantung yang lemah bisa diterka lewat perubahan iramanya,” kata dr Ari.

Akibat kekurangan kalium menyebabkan otot menjadi lemah dan apabila tidak segera diatasi dapat menimbulkan kelumpuhan bagi penderitanya. Lebih parah lagi, hipokalemia ini juga dapat menyebabkan kematian bagi penderitanya apabila tidak segera ditangani. “Ya pada hipokalemia berat dapat terjadi perlambatan denyut jantung hingga gangguan irama jantung, selain juga kegagalan fungsi otot pernafasan. Semua ini berisiko pada kematian dan membutuhkan penanganan cepat,” ucap dr. Kristoforus.

Pepaya salah satu jenis buah pencegah hipokalemia (foto istimewa)

Kekurangan kalium bisa terjadi akibat penggunaan obat diuretik tertentu yang menyebabkan ginjal membuang natrium, air dan kalium dalam jumlah yang berlebihan. Tidak hanya itu, mengonsumi obat-obatan tertentu seperti insulin dan obat-obatan asma seperti Albuterol, Terbutalin dan Teofilin dapat meningkatkan perpindahan kalium ke dalam sel dan mengakibatkan hipokalemia.

Pencegahan penyakit hipokalemia yang paling baik adalah pemberian kalium sebanyak 40 – 80 mEq per liter, dan diet yang mengandung cukup kalium pada orang dewasa rata – rata 50 – 100 mEq per liter/hari. Tambahan kalium biasanya diperlukan pasien yang mengonsumsi obat untuk melancarkan air seni (diuretik). Bila kekurangan kalium terjadi dalam jumlah besar, biasanya pasien akan diberi garam kalium, yang dikonsumsi secara oral.

Namun garam diberikan dalam dosis kecil beberapa kali sehari, untuk menghindari iritasi pencernaan. Kalium juga bisa diberikan melalui infus, yang hanya bisa dilakukan di Rumah Sakit. Hal tersebut untuk menghindari kenaikan kalium terlalu tinggi yang berbahaya bagi pasien. Untuk itu, agar kebutuhan kalium tubuh tercukupi maka dianjurkan untuk mengkonsumsi kentang, kacang, kurma, yoghurt, alpukat, saus tomat, ikan, aprikot kering, melon, pepaya dan kacang.

To Top