Lifestyle

Ini Cara untuk Mengatasi Vaginismus yang Menyerang Kaum Hawa

Vaginismus bisa menyerang kaum hawa dari berbagai usia

Ilustrasi (via:istimewa)

VemmeDaily.com – Disfungsi seksual atau gangguan seksual yang disebut vaginismus atau gancet kerap menyerang kaum hawa. Disfungsi seksual ini banyak berpengaruh pada suami karena seorang wanita yang mengalami vaginismus tidak dapat melakukan hubungan seksual karena otot-otot vagina menegang ketika akan bercinta. Tentu hal ini tidak bisa dianggap sepele karena bisa menyebabkan pasangan suami istri tidak dapat memiliki anak, serta berujung pada ketidakharmonisan dalam kehidupan rumah tangga.

Vaginismus bisa menyerang kaum hawa dari berbagai usia. Dijelaskan oleh dr. Anita Gunawan, SpAnd, dokter spesialis andrologi, vaginismus merupakan suatu disfungsi seksual pada wanita yang berupa kekejangan abnormal otot vagina sepertiga bagian luar dan sekitar vagina. Kekejangan abnormal otot vagina ini dapat disebabkan karena rasa takut timbulnya nyeri, namun hal tersebut tidak diatasi dengan baik sehingga akhirnya timbul masalah vaginismus.

Karena itulah untuk mengetahui penyebab vaginismus harus ditelusuri secara akurat dari mana asal rasa sakit tersebut. Jika rasa sakit itu berasal dari faktor fisik maka berarti masalah tersebut harus diobati oleh dokter. Tetapi jika masalah vaginismus tersebut disebabkan oleh faktor psikis maka harus ditangani oleh psikolog. Sebagian besar masalah vaginismus terjadi karena faktor fisik dan faktor psikis yang sudah parah. Rasa sakit yang dirasakan penderita vaginismus memang khas, sehingga sebelum rasa sakit itu terjadi pun mereka sudah tidak mau berhubungan seksual. Hal inilah yang menyebabkan ketegangan otot vagina karena tidak relaks dan santai, sehingga yang timbul hanyalah rasa sakit.

Vaginismus dibedakan menjadi dua jenis, yaitu vaginismus sekunder dan vaginismus primer. Vaginismus sekunder adalah jenis vaginismus yang masih dalam tahap ringan dan dapat disembuhkan dengan hanya menjalankan anjuran serta arahan yang disarankan sekali saja oleh dokter dan psikolog. Sedangkan, vaginismus primer merupakan vaginismus yang sudah dalam tahap berat. Vaginismus primer ini dapat disembuhkan jika terdapat keinginan dan tekad yang kuat untuk sembuh dari seseorang, dengan menjalankan semua anjuran serta arahan yang diberikan oleh psikolog dan dokter seperti minum obat penenang untuk mengendalikan dirinya.

Penyembuhan. Vaginismus bisa disembuhkan, namun lamanya proses penyembuhan vaginismus tergantung dari tingkat keparahan dan tergantung dari seseorang penderita vaginismus untuk sembuh. Lantas bagaimana untuk menyembuhkan vaginismus? A. Kasandra Putranto, psikolog mengatakan dalam menangani vaginismus seorang psikolog harus mendapatkan kepercayaan dari pasien vaginismus itu sendiri, karena biasanya sudah terdapat mental menutup diri dari penderita vaginismus.

Ilustrasi Yoga (via:istimewa)

Ada beberapa tahapan untuk menyembuhkan vaginismus, antara lain:

  1. Melakukan pengobatan medis terlebih dulu, karena vaginismus juga menyangkut masalah fisik sehingga hanya dokter yang dapat mengetahui dan menanganinya. Penanganan vaginismus berkaitan erat dengan masalah medis, sehingga jika seorang psikolog merasa lebih tahu akan lebih merepotkan penderita vaginismus. Pasalnya, saat pasien vaginismus berkonsultasi dan diberikan penanganan untuk melakukan sesuatu akan menjadi lebih rumit jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan pada penderita vaginismus.
  2. Menangani rasa takut dari pasien vaginismus dengan menggunakan beberapa mekanisme. Misalnya relaksasi, desensitisasi sistematis untuk mengurangi ketegangan, serta latihan-latihan fisik dan psikologi lain seperti senam kegel yang dapat membantu mengatasi vaginismus.
  3. Kepercayaan pasien vaginismus terhadap dokter dan psikolog yang menangani masalah vaginismusnya. Jika pasien vaginismus tidak percaya dan menutup diri terhadap psikolog dan dokternya, maka segala sesuatu yang dikatakan oleh psikolog dan dokter tidak akan didengar dan dilakukan dengan baik olehnya. Akibatnya, masalah vaginismusnya akan semakin terpelihara dan bertambah parah.
  4. Membangun komitmen antara penderita vaginismus dengan psikolog dan dokternya terlebih dulu mengenai apa yang diinginkan pasien. Pasalnya, jika seorang pasien tidak memiliki keinginan dan tekad yang kuat untuk sembuh maka menyebabkan dia tidak akan dapat berhubungan seksual dengan suaminya. Akibatnya, dia tidak akan memiliki keturunan jika tidak mau menghadapi dan melawan rasa takut dan nyeri dari ketegangan otot vagina yang dirasakannya.
  5. Setelah berkomitmen dengan baik, maka dilakukan sebuah intervensi pikiran dalam diri pasien. Contohnya ketika pasien mengatakan tidak bisa dengan apa yang diarahkan psikolog, maka pasien harus dapat melakukan apa yang diarahkan dengan tekad dan kemauan yang tinggi.
  6. Intervensi juga dilakukan dari perasaan pasien. Ketika pasien mengatakan sakit dan takut, maka dia harus berani melawan serta mengatasi rasa sakit dan takutnya secara perlahan-lahan.
  7. Intervensi dari perbuatan atau tindakan pasien yang tanpa sadar pikirannya berusaha menarik otot-otot vaginanya menjadi tegang. Hal ini dapat diatasi dengan latihan-latihan relaksasi yang dapat membuat relaks. Contohnya latihan teknik relaksasi otot Jacobson yaitu latihan yang membuat pasien harus secara sadar dan termotivasi melakukan latihan-latihan relaksasi tersebut. Ketika pasien sudah dapat menyelesaikan semua latihan-latihan relaksasinya, lalu dilakukan latihan imajiner atau imajinasi yaitu simulasi dengan adegan hubungan seksual seperti ciuman dalam sebuah film yang dapat menimbulkan reaksi dari pasien tersebut.

Biasanya untuk menangani masalah vaginismus psikolog dan dokter akan memberikan saran untuk melatih otot panggul dengan cara latihan senam panggul atau kegel serta yoga untuk merelaksasikan diri pasien tersebut. Olahraga kegel dan yoga ini dapat dilakukan setiap hari di waktu senggang. Cara melakukan olahraga kegel ini sangat mudah yaitu seperti menahan buang air kecil.

Olahraga kegel ini cukup dilakukan selama 5-10 menit setiap harinya. Hal ini dilakukan karena untuk mengatasi masalah vaginismus berkaitan dengan fobia dan perasaan sehingga harus ada intervensi yang terintegarsi yang dimulai dari perubahan pola pikir sampai latihan atau praktek untuk latihan fisik pasien tersebut. Sementara untuk mencegah vagnismus adalah dengan melakukan konseling sebelum nikah, serta melakukan olahraga kegel dan yoga yang rutin untuk mendapatkan manfaat yang optimal.

To Top