VemmeDaily.com – Scar bekas jerawat membuat penampilan kurang percaya diri. Apalagi jika scar tersebut berbentuk legokan ke dalam sehingga wajah terlihat bopeng atau bolong-bolong. Menurut dr. Ruri D. Pamela, SpKK, dokter spesialis kulit dan kelamin RS Dr. Suyoto Pusrehab Kemhan, Bintaro, bekas jerawat atau scar terbentuk karena adanya peradangan sehingga setiap jerawat yang muncul berpotensi menimbulkan scar.
Scar muncul karena penanganan jerawat yanng kurang tepat. Jika jerawat atau peradangannya didiamkan, maka bisa menimbulkan scar. Karena itu, jika timbul jerawat sebaiknya segera diatasi. Jangan biarkan jerawat menjadi jerawat batu, bernanah dan infeksi, serta terasa nyeri ketika ditekan. Terutama jerawat yang buntu, lalu ingin dikeluarkan isinya bisa berpotensi timbulnya scar.
Jika sudah timbul scar, sebaiknya segera diatasi. Mengatasi scar disesuaikan dengan jenis scar-nya, yakni
scar hipertrofik dan scar atrofik seperti ice pick. Scar jenis atrofik, yang ada legokan ke dalam, lebih sulit diatasi
daripada jenis scar yang hipertrofik atau scar yang timbul.
Untuk mengatasi scar tidak bisa menggunakan salep ataupun krim, tetapi menggunakan tindakan lain yang menggunakan cairan kimia hingga laser. Berikut cara-cara ampuh mengatasi scar bekas jerawat:
Suntik
Treatment ini digunakan untuk scar tipe hipertrofik yakni scar yang muncul di permukaan. Bahan yang disuntikkan dalam treatment ini adalah kortikos steroid.
Mengoleskan Cairan Kimia
Mengatasi scar bekas jerawat yang ada legokan, bisa dilakukan pengolesan cairan kimia trechloroacetic acid (TCA). Cara ini seperti chemical peeling namun konsentrasi cairan kimia untuk mengatasi scar ini tinggi yakni 35 persen. Tujuannya adalah merangsang kolagenisasi di daerah yang ada scar-nya sehingga legokan scar ditarik ke atas. Treatment ini dilakukan dua minggu sekali hingga satu bulan sekali. Efek samping yang bisa timbul adalah hiperpigmentasi pasca inflamasi (HPI). Setelah pengerjaan timbul masa downtime seperti kulit kemerahan dan bengkak selama 3-5 hari. Namun, untuk mendapatkan hasil yang bagus treatment ini dibutuhkan hingga puluhan kali.
Subsisi
Tindakan subsisi adalah tindakan untuk mematahkan jaringan ikat yang ada di bawah kulit. Tindakan ini digunakan untuk scar tipe ice pick, yakni scar yang berupa legokan kecil atau bolong-bolong kecil. Ice pick scar timbul karena pada saat proses penyembuhan luka terdapat jaringan ikat yang membuat legok. Dengan tindakan subsisi yang memakai jarum khusus ini maka jaringan ikat tadi dipatahkan. Treatment ini dilakukan sebulan sekali.
Laser Fraxional
Ada dua jenis laser fraxional yang dapat digunakan, yakni laser CO2 dan laser erbium. Namun, untuk mengatasi scar yang paling bagus digunakan adalah laser CO2. Biasanya digunakan untuk scar tipe atrofik yang legokannya sangat dalam. Sebelum melakukan tindakan laser fraxional untuk mengatasi scar, maka kulit dianastesi terlebih dahulu agar saat pengerjaan tidak nyeri. Selanjutnya baru dilakukan tindakan laser.
Laser fraxional bersifat ablatif atau merusak kulit, sehingga setelah treatment akan timbul masa downtime. Pada masa downtime ini kulit terlihat jelek terlebih dulu, kemerahan, bengkak dan timbul luka-luka kecil di kulit. Perlukaan kecil pada wajah sengaja dibuat sehingga kolagen dan kulit barunya terbentuk. Biasanya downtime berlangsung selama 2 minggu. Namun, dalam waktu sebulan hasilnya sudah mulai terlihat bagus. Legokan dalam pada kulit sudah mulai rata.
Meski demikian tidak cukup sekali treatment. Dibutuhkan 3-4 kali treatment dengan jarak setiap treatment sebulan sekali. Treatment laser fraxional ini bisa timbul risiko efek samping, yakni hiperpigmentasi pasca-inflamasi (HPI) terutama pada tipe kulit Asia (tipe kulit 3-4 atau sawo matang). Semakin gelap warna kulitnya maka risiko HPI semakin besar, karena itu sebelum treatment dilakukan tes terlebih dulu.
Dermaroller. Tindakan lain yang dapat dilakukan untuk mengatasi scar adalah dermaroller yang menggunakan jarum kecil. Seperti halnya laser fraxional, dermaroller memiliki efek menstimulasi kolagen. Namun, bila laser fraxional memiliki efek thermal/panas sehingga hasil menstimulasi kolagen lebih cepat. Sementara pada dermaroller hanya membuat luka kecil hingga proses pengerjaannya lebih lama dan perlu puluhan kali. Treatment dermaroller ini dilakukan sebulan sekali.
Scar tidak bisa hilang 100 persen karena sudah ada masalah pada kontur kulit. Biasanya scar dapat berkurang 70-80 persen. Sebab itu, mencegah timbulnya scar lebih baik daripada mengobati scar. Jika ada jerawat segera diobati menggunakan krim atau suntik jerawat, sehingga jerawatnya tidak bernanah atau jerawat batu.